Selasa, 14 Desember 2010

Kumpulan Pasword dan Username Jurnal-Jurnal Internasional

Mendengar keluhan teman-teman yang nggak bisa akses account jurnal yang pernah saya posting sebelumnya, kini saya sudah mendapatkan lagi account-account lagi. Semoga account-account ini dapat membantu teman-teman mencari referensi. Silahkan dicoba satu persatu karena saya sendiri belum mencobanya. Kasih komentar ya jika nggak bisa diakses. Cekidot… Semoga bermanfaat…!!
Download disini..

Sabtu, 11 September 2010

Software Kamus Besar Bahasa Indonesia

Satu lagi karya anak bangsa, sekian lama ditunggu,, akhirnya software KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) bisa kita nikmati secara offline. Sekarang kita gak perlu susah2 nenteng kitab tebal yg disebut KBBI tersebut. Dibanding versi online Kamus ini mempunyai beberapa keunggulan, dan selain itu Kamus ini Gratis (freeware) dan bebas disebarluaskan dengan syarat tidak mengubah software. Database diambil dari website dengan otomatisasi program yang juga dibuat dengan Delphi 7 personal. KBBI v1.1 ini bersifat portable sehingga tinggal download dan jalankan, tanpa perlu install.
Silahkan download software KBBI disini.

Senin, 06 September 2010

Cari Jurnal Internasional

Hmmm,,,
Liburan gini orang-orang pada pulang (baca:mudik), aq sendirian deh jadi penunggu kost.
Daripada bengong, mending posting blog.

Pengalaman emang guru yg terbaik. Aq sebelumnya kesulitan cari jurnal internasional yg full text.
Meskipun dapet, kendalanya satu, BERBAYARRR... Ampun deh...
Iseng2 cari di om Google, eh dapet ne cara cari jurnal full text. Dan yg terpenting, GRATIS.

Udah puas dapet jurnal banyak,, aq kepikiran temen2ku. Mereka jg susah cari jurnal. So, aq tulis ulang deh artikelnya. Buat temen2 silahkan deh download caranya disini.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 10 Juni 2010

Pengantar Teknologi Pertanian

Ilmu Teknik Pertanian adalah Ilmu yang mempelajari penguasaan dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk pengembangan daya karya manusia dalam bidang pertanian demi kesejahteraan umat manusia.
Nah, buat temen-temen yang mau materi kuliah Pengantar Teknologi Pertanian selengkapnya, download disini.

Jumat, 05 Februari 2010

CONTOH KASUS PEMBUATAN PONDASI

FONDASI EMPAT PERSEGI PANJANG
Fondasi empat persegi panjang biasanya digunakan di tempat dengan ruang terbatas.Perencanaan fondasi jenis ini sangat mirip dengan yang diterapkan pada bentuk telapak bujur sangkar sebagaimana yang telah dibahas terdahulu. Pengecualian pokok adalah bahwa perhitungannya dilakukan terpish pada setiap arah kerja.Pada fondasi telapak dengan arah kerja,analisis geser dilakukan dengan cara biasa,sedang pada fondasi dengan satu arah kerja pemeriksaanya hanya dikerjakan arah melintang sisi pendek saja. Momen lentur diperhitungkan terpisah untuk masing-masing arah,sehingga masing-masing mempunyai kebutuhan luas penampang batang tulangan baja tersendiri. Batang tulangan baja arah memanjang diletakan dibawah tulangan baja ke arah melebar sedemikian rupa hingga tinggi efktifnya lebih besar untuk mendukung beban momen lentur yang lebih besar pada arah itu.
Pada fondasi telapak empat persegi panjang,pemasangan dan penyebaran penulangan berbeda dengan yang dilaksanakan pada fondasi telapak bujur sangkar (SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.8.4 ayat 4).Batang tulangan ke arah memanjang disusun dan disebar merata di sepanjang lebar fondasi, sedangkan sebagian dari batang tulangan yang diperlukan ke arah melebar pada suatu rentang di bagian tengah yang panjangnya sama dengan lebar fondasi.Bagian dari tulangan ke arah lebar yang ditempatkan di dalam. Download artikel selengkapnya di sini

FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERENCANAAN PONDASI

a.Keadaan dan Jarak Antara Pondasi Telapak
Pondasi telapak seharusnya diletakkan dibawah:
1.Garis beku
2.Daerah yang punya perubahan volume besar karena fluktuasi uap air
3.Tanah lapisan atas atau bahan organic
4.Gambut dan kotoran bangunan
5.Bahan tak terkonsolidasi seperti tempat sampah yang tak terurus dan daerah terurus yang serupa.

Pondasi telapak seharusnya ditempatkan dibawah garis beku karena naiknya dasar galian yang mungkin dari bangunan dank arena pembekuan dan pencairan tanah yang bergantian cenderung mempertahankannya didalam suatu keadaan tak terkonsolidasi. Akan tetapi selain dari pertimbangan bahwa tanah mungkin lepas, pondasi telapak bagian sebelah dalam dapat ditempatkan pada kedalaman yang memudahkan karena panas bangunan harus mengendalikan pembekuan. Ekstrimitas cuaca baru dapat diperoleh dari cacatan cuaca sebagai suatu pemeriksaan bahwa siklus cuaca dingin yang mungkin tidak akan menambah kedalaman pembekuan.

Tanah yang mengandung lempung cenderung menyusut pada pengeringan dan mengembung bila basah. Pada umumnya semakin rendah batas penyusutan dan semakin besar perbedaan nilai indek palstisitas, maka semakin mungkin terjadinya perubahan volume (Tabel 7.1) dan semakin besar jumlah perubahan seperti itu. Perubahan – perubahan volume ini dapat dihasilkan oleh pengeringan tanah setelah bangunan didirikan. Download artikel selengkapnya di sini

PROSEDUR OPRASIONAL UNTUK DESAIN PONDASI

Berikut dicantumkan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk merancang pondasi dan jarak penulangan pada pondasi
1.Tentukan kapasitas dukung yang diizinkan untuk tanah berdasarkan data tes bor tanah dan penyelidikan tanah lainnya.
2.Tentukan beban-beban kerja dan momen lentur yang bekerja pada dasar kolom, yang berasal dari superstruktur. Tentukan kombinasi momen dan beban kerja yang paling menentukan.
3.Hitunglah luas fondasi yang diperlukan dengan membagi beban kerja total yang menentukan dengan kapasitas dukung tanah yang telah ditentukan apabila beban-bebannya sentries. Apabila ada kombinasi beban yang menentukan dengan momen lentur, maka perhitungkan adanya kontribusi tegangan lentur.
4.Hitung momen dan beban untuk kondisi pembebanan yang paling menentukan dan cari harga kekuatan nominal yang diperlukan dengan membagi beban dan momen rencana dengan factor reduksi kekuatan  yang sesuai.
5.Dengan coba-coba dan penyesuaian tentukan tebal efektif d penampang yang cukup memenuhi persayaratan geser pons pada penampang sejauh d dari muka tumpuan untuk aksi satu arah, dan pada jarak d/2 untuk aksi dua arah, sedemikian tebalnya sehingga terpenuhi Vc = 2(f’c)0,5bwd untuk aksi satu arah dan Vc = (2+4/c) (f’c)0,5b0d untuk aksi dua arah dimana bw adalah lebar fundasi untuk aksi satu arah dan bo adalah keliling bidang gagal untuk aksi dua arah. Gunakan harga d rata-rata karena ada dua harga d yang diperoleh dari dua arah tulangan. Apabila fundasi tersebut segi empat, cek kapasitas geser balok untuk masing-masing arah pada jarak d dari muka kolom. Download artikel selengkapnya di sini

TINJAUAN DESAIN TERHADAP GESER

Perilaku pondasi terhadap geser tidak berbeda pada balok dan slab. Dengan demikian prinsip-prinsip dan persamaan-persamaan mengenai geser dan tarik diagonal dapat digunakan dalam desain pondasi. Kekuatan geser slab dan pondasi disekitar kaki kolom ditentukan oleh kondisi yang paling berbahaya diantara kedua kondisi berikut :

9.1. Aksi Balok
Penampang kritis terhadap geser pada slab dan fondasi dianggap terletak pada suatu bidang melintang seluruh lebar, dan terletak pada jarak d dari muka reaksi terpusat. Dalam hal demikian, apabila hanya geser dan lentur yang berkerja, kekuatan geser pada penampang tersebut adalah : Download artikel selengkapanya di sini

TINJAUAN DESAIN TERHADAP LENTUR

Momen luar maksimum pada suatu penampang fondasi ditentukan berdasarkan perhitungan momen rencana akibat gaya-gaya yang bekerja diseluruh luas fondasi pada satu sisi bidang vertical yang dianggap melalui fondasi. Bidang tersebut diambil pada lokasi sebagai berikut:
1.Pada muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk fondasi setempat atau terisolasi seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.2(a).
2.Ditengah antara dinding tepi dan tengah, untuk fondasi yang memikul dinding seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.2(b).
3.Di tengah antara muka kolom dan tepi landasan baja, untuk fondasi yang memikul kolom dengan landasan baja. Download artikel selengkapnya di sini

TEKANAN DUKUNG TANAH PADA DASAR PONDASI

Distribusi tekanan dukung tanah terhadap pondasi tergantung pada bagaimana beban dari kolom atau dinding diteruskan ke slab fondasi, dan bergantung pula pada derajat kekuatan pondasi. Tanah di bawah fondasi dianggap merupakan material elastis homogen dan pondasinya dianggap kaku seperti halnya jenis-jenis pondasi yang banyak dijumpai. Dengan demikian tekanan dukung tanah dapat dipandang terdistribusi merata apabila beban reaksinya mempunyai titik tangkap yang melalui sumbu slab pondasi., maka distribusi tekanan tanah akan terbetuk trapezoid sebagai akibat kombinasi momen lentur dan gaya aksial. Download artikel selengkapnya di sini

BEBAN DAN REAKSI

Berdasarkan pembahasan diatas, jelas diperlukan asumsi-asumsi yang benar didalam mengevaluasi semua gaya gabungan yang bekerja pada fondasi. Slab fondasi tersebut harus dirancang untuk mampu menahan semua beban rencana dan reaksi-reaksi yang dapat terdiri atas gaya aksial, geser dan momen yang harus ditahan oleh dasar fondasi.

Sesudah tekanan tanah yang diizinkan diperoleh berdasarkan data lapangan yang ada, prinsip-prinsip mekanika tanah, dan peraturan setempat, ukuran fondasi dihitung berdasarkan atas beban kerja (anfactored loads) yang dapat terdiri atas beban mati, hidup,angin ataupun gempa. Download artikel selengkapnya di sini

MEKANISME KERUNTUHAN

Retak yang miring pada slab fondasi dapat terjadi dengan cara yang serupa dangan pada balok. Retak ini akan terstabilkan dengan dengan cara serupa dengan pada balok. Retak ini akan terstabilkan pada sekitar 65% beban batas,dan akan merambat terus dengan cepat ke sumbu netralnya. Setelah itu retak akan merambat secara perlahan-lahan ke daerah tekan sampai ada sedikit dari bagian yang tertekan mengalami keruntuhan.

Retak miring selalu terjadi di dekat beban terpusat atau reaksi kolom pada fondasi atau slab dua arah, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.1 (a). hal ini antara lain diakiccbatkan oleh besarnya momen lentur di sekitar muka kolom sehingga terbentuk pyramid terpancung di kaki daerah kolom. Dalam keadaan runtuh, kolom tersebut dapat terjeblos dari slabnya, yaitu apabila tidak di rancang secara baik terhadap geser (disebutjuga diagonal tarik atau geser pons). Pada Gambar1.1(b) terlihat bahwa aksi bagian slab di sekitar kolom dapat dinyatakan dengan gaya-gaya geser V1 dan V2, gaya tekan C1 dan C2, gaya tarik T1 dan T2, selain gaya-gaya internal dan aksi membran dari slab. Download artikel selengkapnya di sini

PERILAKU GESER DAN MOMEN PADA PONDASI

Untuk menyederhanakan perencanaan pondasi, pondasinya dianggap kaku dan tanah di bawahnya dianggap merupakan lapisan yang elastis. Dengan demikian distribusi tekanan tanah dapat dianggap merata atau berubah secara linier. Tegangan tanah neto yang digunakan untuk menghitung momen lentur dan gaya geser pada pondasi, dapat diperoleh dari tekanan tanah total dikurangi tegangan dari beban diatas fondasi. Apabila pondasi di bawah kolomnya dianggap sebagai lantai yang terbaik, dimana intensitas tekanan tanah neto dianggap bekerja pada slap kantilever yang ditumpu kolom, maka slap tersebut akan mengalami momen dan geser seperti halnya slap actual yang mengalami beban gravitasi. Download artikel selengkapnya di sini

JENIS - JENIS PONDASI

Menurut Heinz Frick, podasi dibedakan menjadi:
1. Pondasi langsung atau dangkal (shallow foundation) digunakan bila lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup besar, letak tidak dalam yaitu
sekitar 0,8 – 1 m dibawah permukaan tanah dan pondasi ini umumnya terbuat dari batu kali.
2. Pondasi tiang yang juga disebut pondasi dalam (deep foundation), digunakan
bila lapisan tanah dengan daya dukung yang cukup kuat, terletak jauh dibawah permukaan tanah. Pondasi ini terbuat dari kayu, baja dan beton. Ukuran panjang tiang kurang dari 45 kali diameternya dan beban tiang tidak boleh melebihi daya dukungnya.
3. Pondasi paku bumi : Pondasi paku bumi diterapkan pada bangunan yang didirikan pada suatu tanahyang tidak memungkinkan landasan yang kokoh. Gaya- gaya yang diperkenankan perpaku bumi dapat diterima dengan dua cara yaitu pertama adalah paku bumi beralih yang mengalirkan beban bangunan ke suatu lapisan tanah dengan kekokohan landasan yang cukup tinggi terletak jauh dibawah permukaan tanah. Kedua paku bumi bergeserdigunakan bila lapisan tanah dengan kekokohan landasan yang cukup tinggi dan terlalu jauh terletak dibawah permukaan tanah atau sama sekali tidak ada. Pondasi paku bumi dapat dibedakan atas: paku bumi pelatak, paku bumu ini terdiri dari paku bumi telatak siap jadi atau paku bumi pelatak dibuat dari beton berisi. Paku bumi siap jadi terdiri dari kayu, baja atau beton bertulang. Paku bumi pemboran, paku bumi ini menguntungkan sekali dibandingkan dengan paku bumi pelatak. Tidak memerlukan penggerak dan hanya kaki tiga yang seerhana. Karena paku bumi tidak diletakkan maka tidak terjadi getaran jika lau paku bumi pemboran dijadikan paku bumi beralih, maka hanya memperbesar lubang pada bagian kaki dengan alat – alat khusus sehingga paku bumi akan kuat dan berbentuk seperti bawang Bombay. Download artikel selengkapnya di sini

PEMILIHAN SISTEM PONDASI

Pondasi berfunsgi untuk menyangga beban bangunan itu sendiri dan beban yang ada didalamnya sehingga harus kuat dan tahan lama. Sistem pondasi bangunan pertanian dipilih yang sesuai dengan kondisi tanah dasarnya dan konstruksinya harus cukup kuat dan kokoh untuk menerima beban diatanya dan melimpahkan kepada tanah dasar dibawahnya. Selain ditentukan oleh factor – factor teknis, system dan konstruksi pondasi juga dipilih yang ekonomis, yaitu yang biaya pembangunannya murah dan pemeliharaannya rendah tanpa mengurangi kekokohan konstruksi bangunan keseluruhannya. Besarnya biaya pembuatan pondasi dipengaruhi antara lain oleh:

a. Galian tanah (volume, jenis tanah)

b. Pengeringan lubang pondasi

c. Pemancangan tiang kalau digunakan pondasi tiang

d. Harga bahan dari pondasi

e. Pengankutan bahan pondasi

f. Upah tenaga kerja

Untuk dapat memilih dan menentukan system dan konstruksi pondasi diadakan penelitian mengenai sifat – sifat fisik dan mekanis tanah dasarnya, dan juga keadaan air tanahnya. Pemilihan jenis pondasi memerlukan pengetahuan cukup tentang sifat dan kelakuan tanah dasar, konstruksi pondasi, cara – cara pelaksanaan pembuatan pondasi, bahan bangunan dan perhitungan kekokohan serta stabilitas, namun dalam banyak hal, pengalaman berperan penting pada penentuan pilihannya. Download artikel selengkapnya di sini

Kamis, 04 Februari 2010

PONDASI

Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi ialah bagian dari suatu system rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Tegangan – tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan tanah merupakan tambahan kepada beban – beban yanga sudah ada dalam massa tanah dari bobot sendiri bahan dan sejarah geologisnya. Beban-beban kumulatif dari lantai superstuktur di terima oleh fondasi (substruktur) yang berhubungan langsung dengan tanah. Fungsi fondasi tersebut adalah untuk dengan aman meneruskan reaksi terpusat dari kolom dan atau dinding ataupun beban-beban lateral dari dinding penahan tanah, ke tanah, tanpa terjadinya penurunan tak-sama (differential settlemen) pada system strukturnya, juga tanpa terjadinya keruntuhan pada tanah. Mempondasi bangunan pertanian seluruhnya tergantung dari susunan tanah setempat. Tanah harus mampu mendukung dan menopang beban setiap konstruksi yang direncanakan diatas tanah tersebut tanpa suatu gegagalan geser dan dengan lendutan pampat yang dihasilkan dapat ditelorir untuk konstruksi tersebut. Sebuah pondasi bangunan pertanian haruslah memadai supaya konstruksi tersebut mempunyai daya guna yang memuaskan dan supaya aman ditempati. Download artikel selengkapnya di sini

Senin, 01 Februari 2010

Klasifikasi Kemasan

Menurut Syarief et al (1989), kamasan dapat digolongkan berdasarkan: frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemasan, sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat kesiapan pakai.

Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Kemasan sekali pakai (disposable), merupakan kemasan yang langsung dibuang setelah digunakan. Contoh: daun pisang, daun waru, untuk membungkus tempe, daun jati untuk membungkus daging segar, kantong plastik untuk es.

2. Kemasan yang dapat digunakan beberapa kali (multi trip) ), seperti botol kecap, botol bir, botol teh dalam kemasan, peti telur, peti kemas dll.

3. Kemasan yang tidak dibuang atau digunakan kembali oleh konsumen (semi disposal). Wadah atau kemasan produk biasanya tidak dikembalikan ke produsen melainkan digunakan untuk wadah sesuatu oleh konsumen atau dibuang begitu saja. Contoh: kaleng susu bubuk dan beberapa jenis botol yang menarik bagi konsumen. Download artikel selengkapnya di sini

Sabtu, 30 Januari 2010

Fungsi dan Peranan Kemasan

Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :

a. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.

b. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.

c. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.

d. Meningkatkan esiensi, misalnya: memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan seterusnya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.

e. Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk dapat melindungi produk- produk lain di sekitarnya. Download artikel selengkapnya di sini

Sejarah Pengemasan

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan ? sik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.

Bahan atau produk pangan bila tidak dikemas dapat mengalami kerusakan akibat serangan binatang (seperti tikus), serangga (seperti kecoa), maupun mikroba (bakteri, kapang dan khamir). Kerusakan bisa terjadi mulai dari bahan pangan sebelum dipanen, setelah dipanen, selama penyimpanan, pada saat transportasi dan distribusi maupun selama penjualan. Adanya mikroba dalam bahan pangan akan mengakibatkan bahan menjadi tidak menarik karena bahan menjadi rusak, terjadi fermentasi atau ditumbuhi oleh kapang. Bakteri yang tumbuh dalam bahan pangan akan mempengaruhi kualitasnya, disamping itu ada kecenderungan menghasilkan senyawa beracun bagi konsumen (manusia), sehingga menimbulkan sakit, bahkan bisa menyebabkan kematian. Industri pangan hendaknya memproduksi bahan pangan yang memiliki kualitas bagus dan aman bila dikonsumsi. Pengemasan bahan pangan ikut berperan dalam menghasilkan produk dengan kualitas baik dan aman bila dikonsumsi. Download artikel selengkapnya di sini