Jumat, 05 Februari 2010
CONTOH KASUS PEMBUATAN PONDASI
Fondasi empat persegi panjang biasanya digunakan di tempat dengan ruang terbatas.Perencanaan fondasi jenis ini sangat mirip dengan yang diterapkan pada bentuk telapak bujur sangkar sebagaimana yang telah dibahas terdahulu. Pengecualian pokok adalah bahwa perhitungannya dilakukan terpish pada setiap arah kerja.Pada fondasi telapak dengan arah kerja,analisis geser dilakukan dengan cara biasa,sedang pada fondasi dengan satu arah kerja pemeriksaanya hanya dikerjakan arah melintang sisi pendek saja. Momen lentur diperhitungkan terpisah untuk masing-masing arah,sehingga masing-masing mempunyai kebutuhan luas penampang batang tulangan baja tersendiri. Batang tulangan baja arah memanjang diletakan dibawah tulangan baja ke arah melebar sedemikian rupa hingga tinggi efktifnya lebih besar untuk mendukung beban momen lentur yang lebih besar pada arah itu.
Pada fondasi telapak empat persegi panjang,pemasangan dan penyebaran penulangan berbeda dengan yang dilaksanakan pada fondasi telapak bujur sangkar (SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.8.4 ayat 4).Batang tulangan ke arah memanjang disusun dan disebar merata di sepanjang lebar fondasi, sedangkan sebagian dari batang tulangan yang diperlukan ke arah melebar pada suatu rentang di bagian tengah yang panjangnya sama dengan lebar fondasi.Bagian dari tulangan ke arah lebar yang ditempatkan di dalam. Download artikel selengkapnya di sini
FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERENCANAAN PONDASI
Pondasi telapak seharusnya diletakkan dibawah:
1.Garis beku
2.Daerah yang punya perubahan volume besar karena fluktuasi uap air
3.Tanah lapisan atas atau bahan organic
4.Gambut dan kotoran bangunan
5.Bahan tak terkonsolidasi seperti tempat sampah yang tak terurus dan daerah terurus yang serupa.
Pondasi telapak seharusnya ditempatkan dibawah garis beku karena naiknya dasar galian yang mungkin dari bangunan dank arena pembekuan dan pencairan tanah yang bergantian cenderung mempertahankannya didalam suatu keadaan tak terkonsolidasi. Akan tetapi selain dari pertimbangan bahwa tanah mungkin lepas, pondasi telapak bagian sebelah dalam dapat ditempatkan pada kedalaman yang memudahkan karena panas bangunan harus mengendalikan pembekuan. Ekstrimitas cuaca baru dapat diperoleh dari cacatan cuaca sebagai suatu pemeriksaan bahwa siklus cuaca dingin yang mungkin tidak akan menambah kedalaman pembekuan.
Tanah yang mengandung lempung cenderung menyusut pada pengeringan dan mengembung bila basah. Pada umumnya semakin rendah batas penyusutan dan semakin besar perbedaan nilai indek palstisitas, maka semakin mungkin terjadinya perubahan volume (Tabel 7.1) dan semakin besar jumlah perubahan seperti itu. Perubahan – perubahan volume ini dapat dihasilkan oleh pengeringan tanah setelah bangunan didirikan. Download artikel selengkapnya di sini
PROSEDUR OPRASIONAL UNTUK DESAIN PONDASI
1.Tentukan kapasitas dukung yang diizinkan untuk tanah berdasarkan data tes bor tanah dan penyelidikan tanah lainnya.
2.Tentukan beban-beban kerja dan momen lentur yang bekerja pada dasar kolom, yang berasal dari superstruktur. Tentukan kombinasi momen dan beban kerja yang paling menentukan.
3.Hitunglah luas fondasi yang diperlukan dengan membagi beban kerja total yang menentukan dengan kapasitas dukung tanah yang telah ditentukan apabila beban-bebannya sentries. Apabila ada kombinasi beban yang menentukan dengan momen lentur, maka perhitungkan adanya kontribusi tegangan lentur.
4.Hitung momen dan beban untuk kondisi pembebanan yang paling menentukan dan cari harga kekuatan nominal yang diperlukan dengan membagi beban dan momen rencana dengan factor reduksi kekuatan yang sesuai.
5.Dengan coba-coba dan penyesuaian tentukan tebal efektif d penampang yang cukup memenuhi persayaratan geser pons pada penampang sejauh d dari muka tumpuan untuk aksi satu arah, dan pada jarak d/2 untuk aksi dua arah, sedemikian tebalnya sehingga terpenuhi Vc = 2(f’c)0,5bwd untuk aksi satu arah dan Vc = (2+4/c) (f’c)0,5b0d untuk aksi dua arah dimana bw adalah lebar fundasi untuk aksi satu arah dan bo adalah keliling bidang gagal untuk aksi dua arah. Gunakan harga d rata-rata karena ada dua harga d yang diperoleh dari dua arah tulangan. Apabila fundasi tersebut segi empat, cek kapasitas geser balok untuk masing-masing arah pada jarak d dari muka kolom. Download artikel selengkapnya di sini
TINJAUAN DESAIN TERHADAP GESER
9.1. Aksi Balok
Penampang kritis terhadap geser pada slab dan fondasi dianggap terletak pada suatu bidang melintang seluruh lebar, dan terletak pada jarak d dari muka reaksi terpusat. Dalam hal demikian, apabila hanya geser dan lentur yang berkerja, kekuatan geser pada penampang tersebut adalah : Download artikel selengkapanya di sini
TINJAUAN DESAIN TERHADAP LENTUR
1.Pada muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk fondasi setempat atau terisolasi seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.2(a).
2.Ditengah antara dinding tepi dan tengah, untuk fondasi yang memikul dinding seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.2(b).
3.Di tengah antara muka kolom dan tepi landasan baja, untuk fondasi yang memikul kolom dengan landasan baja. Download artikel selengkapnya di sini
TEKANAN DUKUNG TANAH PADA DASAR PONDASI
BEBAN DAN REAKSI
Sesudah tekanan tanah yang diizinkan diperoleh berdasarkan data lapangan yang ada, prinsip-prinsip mekanika tanah, dan peraturan setempat, ukuran fondasi dihitung berdasarkan atas beban kerja (anfactored loads) yang dapat terdiri atas beban mati, hidup,angin ataupun gempa. Download artikel selengkapnya di sini
MEKANISME KERUNTUHAN
Retak miring selalu terjadi di dekat beban terpusat atau reaksi kolom pada fondasi atau slab dua arah, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.1 (a). hal ini antara lain diakiccbatkan oleh besarnya momen lentur di sekitar muka kolom sehingga terbentuk pyramid terpancung di kaki daerah kolom. Dalam keadaan runtuh, kolom tersebut dapat terjeblos dari slabnya, yaitu apabila tidak di rancang secara baik terhadap geser (disebutjuga diagonal tarik atau geser pons). Pada Gambar1.1(b) terlihat bahwa aksi bagian slab di sekitar kolom dapat dinyatakan dengan gaya-gaya geser V1 dan V2, gaya tekan C1 dan C2, gaya tarik T1 dan T2, selain gaya-gaya internal dan aksi membran dari slab. Download artikel selengkapnya di sini
PERILAKU GESER DAN MOMEN PADA PONDASI
JENIS - JENIS PONDASI
1. Pondasi langsung atau dangkal (shallow foundation) digunakan bila lapisan tanah padat dengan daya dukung yang cukup besar, letak tidak dalam yaitu
sekitar 0,8 – 1 m dibawah permukaan tanah dan pondasi ini umumnya terbuat dari batu kali.
2. Pondasi tiang yang juga disebut pondasi dalam (deep foundation), digunakan
bila lapisan tanah dengan daya dukung yang cukup kuat, terletak jauh dibawah permukaan tanah. Pondasi ini terbuat dari kayu, baja dan beton. Ukuran panjang tiang kurang dari 45 kali diameternya dan beban tiang tidak boleh melebihi daya dukungnya.
3. Pondasi paku bumi : Pondasi paku bumi diterapkan pada bangunan yang didirikan pada suatu tanahyang tidak memungkinkan landasan yang kokoh. Gaya- gaya yang diperkenankan perpaku bumi dapat diterima dengan dua cara yaitu pertama adalah paku bumi beralih yang mengalirkan beban bangunan ke suatu lapisan tanah dengan kekokohan landasan yang cukup tinggi terletak jauh dibawah permukaan tanah. Kedua paku bumi bergeserdigunakan bila lapisan tanah dengan kekokohan landasan yang cukup tinggi dan terlalu jauh terletak dibawah permukaan tanah atau sama sekali tidak ada. Pondasi paku bumi dapat dibedakan atas: paku bumi pelatak, paku bumu ini terdiri dari paku bumi telatak siap jadi atau paku bumi pelatak dibuat dari beton berisi. Paku bumi siap jadi terdiri dari kayu, baja atau beton bertulang. Paku bumi pemboran, paku bumi ini menguntungkan sekali dibandingkan dengan paku bumi pelatak. Tidak memerlukan penggerak dan hanya kaki tiga yang seerhana. Karena paku bumi tidak diletakkan maka tidak terjadi getaran jika lau paku bumi pemboran dijadikan paku bumi beralih, maka hanya memperbesar lubang pada bagian kaki dengan alat – alat khusus sehingga paku bumi akan kuat dan berbentuk seperti bawang Bombay. Download artikel selengkapnya di sini
PEMILIHAN SISTEM PONDASI
Pondasi berfunsgi untuk menyangga beban bangunan itu sendiri dan beban yang ada didalamnya sehingga harus kuat dan tahan lama. Sistem pondasi bangunan pertanian dipilih yang sesuai dengan kondisi tanah dasarnya dan konstruksinya harus cukup kuat dan kokoh untuk menerima beban diatanya dan melimpahkan kepada tanah dasar dibawahnya. Selain ditentukan oleh factor – factor teknis, system dan konstruksi pondasi juga dipilih yang ekonomis, yaitu yang biaya pembangunannya murah dan pemeliharaannya rendah tanpa mengurangi kekokohan konstruksi bangunan keseluruhannya. Besarnya biaya pembuatan pondasi dipengaruhi antara lain oleh:
a. Galian tanah (volume, jenis tanah)
b. Pengeringan lubang pondasi
c. Pemancangan tiang kalau digunakan pondasi tiang
d. Harga bahan dari pondasi
e. Pengankutan bahan pondasi
f. Upah tenaga kerja
Untuk dapat memilih dan menentukan system dan konstruksi pondasi diadakan penelitian mengenai sifat – sifat fisik dan mekanis tanah dasarnya, dan juga keadaan air tanahnya. Pemilihan jenis pondasi memerlukan pengetahuan cukup tentang sifat dan kelakuan tanah dasar, konstruksi pondasi, cara – cara pelaksanaan pembuatan pondasi, bahan bangunan dan perhitungan kekokohan serta stabilitas, namun dalam banyak hal, pengalaman berperan penting pada penentuan pilihannya. Download artikel selengkapnya di sini
Kamis, 04 Februari 2010
PONDASI
Senin, 01 Februari 2010
Klasifikasi Kemasan
Menurut Syarief et al (1989), kamasan dapat digolongkan berdasarkan: frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemasan, sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat kesiapan pakai.
Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka kemasan digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (disposable), merupakan kemasan yang langsung dibuang setelah digunakan. Contoh: daun pisang, daun waru, untuk membungkus tempe, daun jati untuk membungkus daging segar, kantong plastik untuk es.
2. Kemasan yang dapat digunakan beberapa kali (multi trip) ), seperti botol kecap, botol bir, botol teh dalam kemasan, peti telur, peti kemas dll.
3. Kemasan yang tidak dibuang atau digunakan kembali oleh konsumen (semi disposal). Wadah atau kemasan produk biasanya tidak dikembalikan ke produsen melainkan digunakan untuk wadah sesuatu oleh konsumen atau dibuang begitu saja. Contoh: kaleng susu bubuk dan beberapa jenis botol yang menarik bagi konsumen. Download artikel selengkapnya di sini